Zat Kimia Membuat Pedas Pada Cabai dan Bahaya Kesehatan


Capsicum adalah komponen aktif dari cabai, yang merupakan tanaman dari genus Capsicum. Zat ini menyebabkan iritasi pada mamalia, termasuk manusia, dan menghasilkan sensasi terbakar (pedas) di jaringan mana pun yang bersentuhan dengannya. Kapsaisin dan beberapa senyawa terkait yang disebut kapsaikinoida dan diproduksi sebagai metabolit sekunder oleh cabai. Produksi zat ini mungkin bertujuan sebagai bentuk adaptasi tumbuhan untuk menghambat mamalia dan jamur tertentu.

Senyawa ini merupakan zat yang bertanggung jawab terhadap rasa pedas pada cabai. Capsaicin secara alami dapat ditemukan di biji dan “urat” putih buah cabai. Melansir Buku Cabai Rawit (2003) oleh Ir. Bambang Cahyono, dibanding cabai besar, seperti cabai merah dan cabai hijau, termasuk papripa, kandungan capsaicin dan dihidrocapsaicin pada cabai rawit lebih tinggi.

Rasa pedas pada cabai juga bisa dihitung dengan menggunakan Skala Scoville (SHU). Cabai rawit diketahui memiliki nilai 100.000 ketika diukur menggunakan SHU. Sementara, cabai merah besar hanya 30.000-50.000 SHU.

  • Rumus kimia :C18H27NO3
  • Massa molar :305,42 g·mol−1
  • Penampilan :kristal bubuk putih
  • Bau :sangat mudah menguap dan menyengat
  • Titik lebur :62 hingga 65 °C (144 hingga 149 °F; 335 hingga 338 K)
  • Titik didih :210 hingga 220 °C (410 hingga 428 °F; 483 hingga 493 K) 0.01 Torr
  • Kelarutan dalam air :0.0013 g/100 mL
  • Kelarutan :larut dalam alkohol, eter, benzena agak larut dalam CS2 (karbon disulfida), HCl, dan minyak
  • Tekanan uap :1,32×10−8 mm Hg at 25


Bahaya Komsumai Cabai Berlebihan

Makan cabai membuat peradangan di seluruh lapisan saluran cerna, mulai dari lambung, saluran usus besar ataupun usus halus (dr. Freda Handayani).
  • Maag
  • Salah satu bahaya dari mengonsumsi makanan pedas adalah maag. Jumlah cabai yang banyak dapat menyebabkan lambung mengalami iritasi atau peradangan, yang umumnya disebut penyakit maag. Bukan hanya itu, kamu juga dapat mengalami diare dan sakit kepala karenanya.
  • Asam Lambung Naik
  • Seseorang yang kerap mengonsumsi makanan yang sangat pedas dapat menyebabkan dampak buruk pada lambung. Pasalnya, makanan pedas dapat memicu naiknya asam lambung yang menyebabkan tenggorokan menjadi panas. Selain itu, dinding lambung pun dapat mengalami iritasi dan kerusakan.
  • Mengiritasi Usus
  • Usus juga salah satu bagian dalam tubuh yang terbilang sensitif, sehingga jika seseorang mengonsumsi makanan pedas terlalu banyak maka bahaya dapat terjadi.

Kapsaisin adalah zat nonpolar, tidak bisa dicampur air, persis seperti minyak. Jadi jika terasa pedas tidak akan sembuh dengan meminum air karena kapsaisin tidak larut, bahkan dengan air kapsaisin bisa merata di dalam rongga mulut.

Cara terbaik menghilangkan pedas adalah dengan lemak atau minyak. Kedua zat itu melarutkan kapsaisin sehingga mudah lenyap dari dalam mulut. Kapsaisin juga memiliki efek antikoagulan. Susu juga dapat digunakan untuk menghilangkan rasa pedas. Kasein dalam susu memilki kemampuan menyerap dan menggumpalkan kapsaisin yang ada di lidah. Selian itu, untuk mengurangi rasa pedasanya, biji cabai biasanya dibuang dengan “urat” putihnya.

Comments

Popular posts from this blog

Live Streaming Final UEFA Champions League Manchester City vs Inter Milan

Live Streaming Real Madrid vs AC Milan

Live Streaming Wolves vs Liverpool